(Rabu, 5 Maret 2014)
Sore itu seperti biasa, aku masih
terpaku ke layar monitor komputerku. Antrian data di kolom-kolom Excel masih
menunggu untuk dicek satu persatu. Ya beginilah tugasku setiap harinya, menjadi
seorang tracer, melacak satu persatu pengiriman sparepart BTS dari satu kota ke
kota lainnya. Memastikan perjalanan sparepart
yang dikirim aman dan bisa sampai tepat waktu. Aku pikir pekerjaanku ini
mirip-mirip lah kayak Ditektif Conan, melacak jejak, tepatya melacak jejak sparepart, hehehehe.
Saat tengah asik bekerja,
terlintas di benakku, “Kapan ya Aku bisa refresh
sejenak, jalan-jalan ke tempat-tempat yang indah, kayal Yogya, Bali, Makassar, atau Belitung
gitu. Hmm... tapi bagaimana mungkin, aku lagi gak ada budget buat
jalan-jalan.” Akhirnya WUUUUSH khayalan tentang
liburan itu pun menghilang, bagaikan hilangnya KEPULAN ASAP hehehehe. Ya
sudah... tarik nafas panjang saja... dan... saatnya... KEMBALI BEKERJA.
Sampai KEJUTAN itu pun tiba.
Salah satu temanku di bagian distribusi sparepart
menginformasikan sebuah PENGUMUMAN PENTING “Hei woro-woro, ini ada sparepart yang harus dikirim segera nih URGENT, siapa nih yang mau handcarry ke Makassar?” SEBUAH
IDE CEMERLANG tiba-tiba muncul ke PERMUKAAN “AHA... Ini dia saatnya!!!” kataku
dalam hati.
“AKU MAU... AKU
MAUUU!!!” kataku
dengan suara yang AMAT KERAS, suaraku sepertinya hampir menggetarkan
seisi ruangan. Rasanya itu kayak ngejawab SOAL BERHADIAH di salah satu
KUIS di Televisi. Rasanya itu
kayak anak kecil dikasih mainan PALING KEREN SEDUNIA hehehe. Senyumku
mekar seperti
layaknya bunga Mawar Merah yang merekah.
Tapi EIIITS baru aja aku
kegirangan, TIBA-TIBA... bagaikan suara PETIR di SIANG BOLONG, “DUAAAAAR!!!”
aku harus menahan dulu senyumku. Salah seorang atasanku mengatakan untuk Handcarry Service (pengantaran sparepart secara langsung) ke Makassar
itu diupayakan sama yang cowok aja dulu. Atasanku khawatir kalo cewek
yang pergi, khawatirnya kurang aman.
“YAAAAAAH...GA JADI DEH...” kataku dalam hati
“Belum
saat nya mungkin aku ke Makassar...”. Aku pun langsung pergi untuk mengambil air wudhu, karena waktu itu sudah masuk
waktu solah Asar.
“Aku ikhlas jika memang ini belum rezekiku Ya Alloh.” Lanjutku
dalam hati.
Tapi SEBENTAR-SEBENTAR ada
sayup-sayup orang memanggil-manggil namaku. Seusai berwudhu temanku yang
berwana Tiena berteriak ke arahku “Lin kamu siap-siap sekarang ya, kata pa Suryo kamu yang
bakalan ditugasin buat Hand Carry ke
Makassar. Tadi aku bilang ke beliau, kalo kamu cewek yang berani buat pergi ke
Makassar sendirian. Nah pa Suryo udah Ok and ACC kamu buat pergi kesana.”
SUBHANALLOH, ALLHAMDULILLAH,
Alloh itu Baik Banget, di saat aku udah ngikhlasin buat ga pergi, alhamdulillah
dalam waktu yang SECEPAT KILAT, dalam hitungan menit saja, langsung deh aku dikasih
TIKET EMAS buat ke Makassar. Hmm... rezeki mamang takkan kemana.
Saking senengnya aku
senyum-senyum sendiri. "YES MAKASSAR AKU DATANG."
Ga
nyangka banget, akhirnya aku bisa
terbang ke Makassar, padahal sebelumnya ga kebayang. Dengan satu doa
kecil saja, bahkan belum terucap di bibir, Alloh udah ngabulin itu
semua.
Saking senengnya mau berangkat ke
Makassar, pengen rasanya lompat-lompat, tapi malu sama atasan hehehe. Pengen
teriak tapi takut disangkain orang STRES. Akhirnya Aku hanya bisa
mengulang-ngulang untaian kata “Makasih ya Alloh, Engkau selalu tahu cara untuk
menghiburku. Thank You my Lord... My God... Alloh.”
(Kamis, 6 Maret 2014)
Saking takut ketinggalan pesawat,
gak tau kenapa ini mata susah banget meremnya, alhasil aku melek sampe subuh.
Mmm... maklum ya si Aku ini seumur-umur belum pernah naik pesawat terbang, kalo
pake pesawat telepon sih sering hehehe. Alhamdulillah, atas ijin Alloh akhirnya
aku bisa terbang juga, walaupun ga bisa terbang kayak Kupu-kupu, Burung Elang
atau pun Superman, ya lumayan lah bisa terbang di langit luas, numpang sama si Burung
Raksasa, dan akhirnya... “Makassar I’m Comming”.
Subuh itu tepat pukul 01:00 dini
hari aku diantarkan Bang Baim rekan sekantor menuju bandara Sukarno Hatta. Karena
kasian liat bang Baim yang tertidur
hanya sejenak, akhirnya aku memutuskan untuk menyeduh segelas Kopi
hangat yang
merknya... NIIIIIT (maaf gak bisa disebutin). Dengan meminum seteguk air
kopi, mata bang Baim alhamdulillah akhirnya bisa terbuka LEBAR dan
MELOTOT dengan SEMPURNA sehingga bisa ON
dan meluncur menuju bandara.
Dinginnya udara Jakarta
di waktu subuh,
tak mengurangi semangatku untuk berangkat. Sambil bersenandung lagu
anak-anak aku menyanyi dalam hati, "Ku duduk samping Bang Baim
yang sedang bekerja, mengendarai mobil, supaya baik jalannya." hehehehe.
Aku tiba di Bandara Sukarno Hatta
pukul 02:00. Alhamdulillah aku
tidak terlambat, malah aku tiba lebih awal dari perkiraan. Akhirnya tepat pkl.
02:30 aku berpamitan dengan Bang Baim dan Arfin untuk check-in tiket pesawat.
SSSTTT... jujur nih, disamping EXITED banget buat pergi ke Makassar,
aslinya si Aku rada-rada DAG-DIG-DUG-DEEER alias deg-deg gan, soalnya ini kali
pertama aku naik pesawat. Aduh si Aku yah, kasian banget belum pernah naik
pesawat. KASIAN DEH AKU hehehe. Aku jadi rada clingak-clinguk tuh di Bandara
hehehehe. Kalo ada yang merhatiin pasti bilang gini “KOK BINGUNG BANGET
KELIATANNYA NENG, NYASAR NENG?” hehehehe.
Tapi untung aja, di kantor udah
dtraining dulu sama temen-temen biar gak bengong banget pas Check-in di Bandara. Alhamdulillah
akhirnya Aku lulus uji nyali. Aku berhasil melalui proses administrasi di
Bandara yang lumayan agak menegangkan (menegangku karena aku takut salah hehehe), dan LUAR BIASA aku berhasil
untuk tidak melambaikan tangan ke kamera SODARA-SODARA. Coba kalo lambaikan tangan ke kamera... kan
malu, bisa bisa didatengin Hari Panca lagi hehehehe. (NB: Terimakasih untuk bapak
PIC dan Momy yang udah ngasih training tata cara Naik Pesawat Terbang
hehehehe).
Sesudah berhasil melewati setiap
tantangan, akhirnya Aku berhasil masuk ke dalam pesawat dan menemukan kursi
yang sesuai dengan yang tertera di Tiket Pesawat. Aku pun duduk manis di kursi
tengah, tepat di samping seorang Ibu dengan kerudung Ungu nya.
Sang Ibu tersenyum ramah ke
Arahku. “Sendiri De” sapa si Ibu. “Ia Bu, kataku.” Dan berawal dari sana,
seperti kebisaan wanita-wanita lainnya saat bertemu dengan sesamanya, akhirnya
terjadilah percakapan yang CUKUP SERU antara dua orang penumpang yang baru
dipertemukan, setelah sekian lama tidak berjumpa hehehehe.
Nama Ibu ini bu Lina, ia Ibu
dengan 3 orang anak. Bu Lina berasal dari Jambi, ia hendak menjenguk mertuanya
yang tengah sakit di Makassar. Inilah salah satu bagian yang aku suka saat
melakukan sebuah perjalanan, yakni MENJUMPAI dan MENGENAL ORANG-ORANG BARU.
Beralih ke cerita yang lain. Penerbangan
pun dimulai. Semua penumpang diperintahkan mengencangkan ikat pinggang. Dan
bismillah aku pun mengucapkan doa naik kendaraan. “Subhaanal ladzii sakhkhorolanaa
haadzaa wamaa kunnaa lahuu muqriniina wa innaa ilaa Robbinaa lamunqolibuun.”
Artinya : “Maha Suci (Tuhan) yang telah
menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu
menguasainya dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
Allhamdulillah pesawat pun bisa
terbang dengan mulus. Walaupun mengantuk aku belum tidur sedikit pun sebelum
keberangkatan, mataku sepertinya tak mau TERTIDUR. Aku tak mau melewatkan
pengalamanku dalam perjalanan kali ini.
Walau tempat duduku tak persis di
samping jendela, aku masih bisa menengok ke arah jendela. Subhanalloh, kala itu
pagi menjelang subuh langit masih gelap, terlihat pemandangan lampu-lampu kota
dari atas pesawat. Kutengok ke arah jarum jam di pergelangan tanganku, sudah
saatnya waktu subuh, akupun melakukan solat 2 rakaat.ALHAMDULILLAH.
Usai solat subuh aku pandangi lukisan
alam dari balik jendela pesawat. Pemandangan yang amat luar biasa tatkala warna
jingga dan biru berpadu, saling memenuhi dan menghiasi langit. Subhanalloh aku
terbang di atas langitmu Ya Alloh. Subhanalloh betapa Kuasanya Engkau
menciptakanku, menciptakan manusia dengan kecerdasannya hingga karenanya pesawat
ini bisa dibuat, dan Engkau pula lah yang MAHA KUASA menciptakan LANGIT LUAS beserta
SEGALA KEINDAHANNYA.
Awan-awan putih berarak, tak
hanya sedikit, awan-awan itu berkumpul, bergerombol, bahkan membentuk hamparan seperti
kapas yang putih dan lembut. Melihat awan-awan itu mengingatkanku pada film
Doraemon, dimana Doraemon pernah mengajak Nobita dan kawan-kawan mengunjungi
sebuah Kerajaan di atas awan. Gimana ya kalau aku jadi Nobita, terus keluar
dari pesawat, terus turun deh loncat ke atas hamparan awan, tapi HUUUS AH... jangan
kelamaan ngelamunnya.
Nah sekarang mending nyanyiin
lagunya NEGERI di AWAN nya Katon Bagaskara. “KAU NYANYIKAN UNTUKKU SEBUAH
LAGU... TENTANG NEGERI DI AWAN...” Hhhmm... pengennya sih nyanyi
sekencang-kencangnya, tapi karena masih punya malu, akhirnya nyanyinya di dalam
hati saja, sambil memandangi awan-awan putih yang masih berarak, menari membentuk
gumpalan-gumpalan putih yang menyerupai aneka bentuk, Subhanalloh indaaaah...
sekaaali...
Mungkin bagi mereka yang sering
naik pesawat terbang, hal-hal kayak gini ini hal bisa ya, tapi tidak bagiku,
karena bagiku ini pengalaman yang luar biasa, tak hanya melakukan perjalanan
biasa. Ini adalah perjalanan pertamaku melintasi daratan pulau Jawa, menguji nyaliku mengalahkkan rasa
takutku, membawa harapan ingin menginjakkan kakiku di tanah Angin Mamiri, tanah
Makassar.
ALHAMDULILLAH hari Kamis tgl. 6
Maret 2014 pkl 07.30 WITA aku tiba di Makassar. Sesampainya di Makassar tempat
yang pertama kukunjungi adalah rumah pa Hari (FSL Kota Makassar) yang juga
rekan kerjaku. Aku disambut hangat oleh pa Hari sekeluarga. Alhamdulillah, sparepart nya langsung aku berikan saat
itu juga. Karena pesawat dari Makassar menuju Jakarta baru berangkat keesokan
paginya, seusai mengantarkan sparepart,
Pa Hari dan keluarga mengajakku untuk berkeliling kota Makassar. Mulai dari
menengok keindahan pantai Losari, melewati benteng Fort Rotterdam (benteng peninggalan Kerajaan
Gowa-Tallo), mesjid raya Makassar, Mesjid Terapung, Universitas Hasanudin, mencicipi
Coto Makassar juga Ikan Bakar Rica-Rica.
Ada 3 hal unik yang aku dapat selama
Aku jalan-jalan di Makassar. Pertama, saat Aku diajak mencicipi Coto Makassar.
Ada hal lucu yang buatku tertawa. Saat aku hendak memesan Coto Makassar
istrinya pa Hari yang bernama Bu Dina berujar, “Teh, mau pake apa Cotonya,
disini dagingnya bisa milih ada daging sapi sama jeroan yang lain.” Nah karena
aku suka daging sapi sama babat, akhirnya aku langsung saja pesan “BU aku pake
DAGING sama BABAT ya Bu.” Kataku pada si penjual Coto. Nah si Ibu yang jual Coto
malah bengong aja. Terus aku ulang lagi pesananku dengan perlahan “Aku pake
DAGING sama BABAAAAT ya Bu.” Nah si Ibu diem lagi. Akhirnya kita berdua saling
terdiam beberapa detik HENIIIING... 1...2...3... sampe DUEEEER, istrinya pa
Hari berujar. “Bu si bak ini pesen DAGING sama HANDUK.”
“Apa... HANDUUUUUK? Orang mau
makan malah mesen Handuk.” Kataku dalam hati sembari mikir karena kebingungan. Nah
istrinya pa Hari Cuma ketawa aja. “Teh saya lupa, orang sini ga kenal BABAT Teh,
disini BABAT disebutnya HANDUK.” Mendengar perkataan Bu Dina, sontak aku langsung
tertawa. “Oh ya ya saya pake DAGING sama HANDUUUK Bu!!!.” Kataku mengulang
pesananku pada Ibu penjual Coto. Ternyata BABAT itu dikenal dengan sebutan
HANDUK kalau di Makassar. Jadi kalo ada orang Makassar mau kasih Handuk jangan
kebayang Handuk buat mandi ya, hehehehe.
Hal unik lainnya adalah BENTOR. Bentor
adalah kendaraan khas nya kota Makassar. Bentor ini singkatan dari Beca dan
Motor, dimana bagian depannya itu BECA dan bagian belakangnya itu MOTOR. Sayangnya
Aku tidak sempat mencoba gimana nih rasanya naik BENTOR, karena sore itu pa
Hari sedang banyak tugas. Akhirnya aku beserta keluarga pa Hari kembali ke
rumah.
Selain HANDUK dan BENTOR, hal
unik lainnya dari kota Makassar adalah adanya adat kebiasaan saat Laki-laki
melamar Wanita. Yaitu adanya “panaik” atau uang belanja. Dimana sebelum
melangsungkan pernikahan pihak laki-laki mengajukan kesanggupan untuk membiayai
pernikahan sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Mungkin bagi orang lain hal
ini akan sangat memberatkan si lelaki, tetapi maksud dari adanya uang panaik
ini adalah untuk membuktikan kepada orang tua si perempuan bahwa si lelaki ini
benar-benar mampu menjamin hidup anak perempuannya karena memang tidak mudah
menyerahkan kehidupan seorang anak kepada orang lain. Disinilah dilihat
bagaimana kerja kerasnya untuk menghasilkan uang dan keseriusannya. Begitu
konon katanya.
Subanalloh, perjalanan kali ini
memberikan pengetahuan dan pengalaman yang amat banyak. Aku mendapat banyak
pengetahuan, pengalaman dan hikmah yang amat banyak. Satu hal yang lebih
dimaknai bahwa perbedaan itu ada agar kita bisa saling mengenal. Seperti yang
Alloh terangkan dalam Al-Qur’an : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (QS. Al-Hujurat:13)
Siang itu walaupun cuaca agak
panas, tak menyurutkan semangatku untuk menginjakkan kaki se pinggir pantai
Losari. Memandangi laut, kapal-kapal kecil, dan deretan bangunan sepanjang
pantai sambil merasakan semilir angin yang cukup mengimbangi teriknya matahari
siang itu. Walaupun tak bisa berlama-lama, akhirnya aku bisa mengambil beberapa
foto. Pikirku foto-foto inilah yang akan menjadi SEJARAH, sejarah perjalananku,
yang insya Alloh akan kuceritakan semua hikmahnya kepada anak-cucuku, keluargaku,
kerabat dan teman-temanku.
Alhamdulillah atas ijin Alloh aku
akhirnya bisa menginjakkan kakiku di
tanah Angin Mamiri, Tanah para Daeng... Tanah Makassar. Aku
semakin manyadari
betul bahwa Alloh itu Maha Kaya, Alloh itu amat luas Kerajaannya, dan
benar
bahwa... BUMI ALLOH itu AMAT LUAS.Satu hal lagi, bahwa kita harus
mempunyai MIMPI, mengupayakan mimpi itu dan teruslah berdoa, karena atas
ijin Alloh, MIMPI-MIMPI KITA AKAN TERWUJUD. Aamiin. :)
” Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah
kamu dibumi carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu
beruntung” (QS 62:10)
Subhanalloh... Allohu Akbar.